Sabtu, 01 Juni 2013

Tingkatan Dalam Karate

 Hierarki Karate merupakan tingkatan dalam organisasi Karate.

Sabuk

Putih
Kuning
Hijau
Biru
Coklat
Shodan
Nidan
Sandan
Yondan
Ghodan
Dan seterusnya …

Kyu

10-9
8-7
6
5-4
3-1
Dan I
Dan II
Dan III
Dan IV
Dan V
*   Sabuk Hitam Dan I ke atas.
* Dalam sebuah pertandingan, para Karateka biasanya memakai sabuk yang berwarna Biru atau  Merah apapun tingkatan sabuk (Kyu/Dan) mereka yang sesungguhnya.

Musprov FORKI VIII Sulsel 2013

 Penyerahan hasil keputusan Musprov VIII FORKI dari Steering Commite Bpk. Amir Uskara, SE,M.Hum) kepada Sekum FORKI terpilih (Bpk. Prof Muzakkir) dimana ketua terpilih 
Bpk. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MM
 Sambutan dari Sekum FORKI terpilih (Bpk. Prof Muzakkir)
 Peserta Musprov VIII FORKI Sulsel 2013

"BERSAMA INKANAS KITA MAJU"....




Sabtu, 16 Maret 2013

Ujian Kenaikan Tingkat/Penurunan Kyu Inkanas



Makassar, 10 Pebruari 2013 di Gedung Olah Raga (GOR) Matoanging, Pengurus Daerah Institut Karate-Do Nasional (INKANAS)  Propinsi  Sulawesi Selatan dan Barat  menggelar ujian kenaikan tingkat / penurunan Kyu  yang dibuka oleh Sihan Ellong Tjandra, SE, MM selaku Dewan Guru PB Inkanas.   Kegiatan ini diikuti oleh + 1000 atlet/karateka yang berasal dari cabang ranting se-Kota Makassar dan sekitarnya (Maros, Pangkep, Gowa dan Takalar).  Khusus untuk Inkanas Cabang/Ranting Maros diikuti + 75 orang karateka yang berasal dari Cabang Maros, Ranting SMA 1 Maros, Ranting SMP 2 Maros, Ranting SMK 1 Maros dan Ranting SMP 1 Lau yang masing – masing didampingi oleh pengurus dan pelatih/sinpei cabang dan ranting.   Syahruddin Sehuddin, SE, MM yang didampingi oleh A. Abdullah selaku pelatih/sinpei Ranting SMK 1 Maros mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kohai2 khusus yang berada dibawah binaannya setelah sekian lama berlatih dan berlatih akhirnya tiba saatnya untuk menunjukkan semangat dan gerakan - gerakan karate yang telah diterima oleh pelatih/sinpei di depan penguji . Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengasah kemampuan para atlet baik yang senior maupun junior yang diadakan selama enam bulan sekali.   Matei ujian diberikan antara lain keterampilan dasar gerakan karate, kihon, kata, dan kihon kumite.
Selain itu, untuk kenaikan tingkat para atlet pemegang sabuk putih ke sabuk kuning, namun kenaikan sabuk itu hanya untuk pemegang sabuk putih sampai sabuk coklat. Sementara untuk sabuk coklat dilakukan penurunan kyu.
Dengan ujian ini diharapkan kepada karateka dapat bertambah wawasan pengetahuan  dan keterampilan dalam menekuni olah raga karate khususnya perguruan Inkanas. 




Selasa, 26 Februari 2013

EKSKUL KARATE SMU NEG. 1 MAROS



Karate menjadi kegiatan ekstrakurikuler sekolah, kenapa tidak ? Selain sebuah seni bela diri, olahraga ini juga membantu membangun sikap dan mental positif siswa.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.  Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat,minat dan kemampuannya. Namun seperti kegiatan formal lainnya, ektrakurikuler yang berada di bawah naungan suatu badan dan instansi ataupun bentuk lainnya, dalam hal ini adalah kegiatan ektarkurikuler yang berada dalam ruang lingkup Sekolah.  Salah satunya dalam bentuk kegiatan Karate yang berada sekolah SMU Neg 1 Maros adalah perguruan Institut Karate-Do Nasional (INKANAS) Cabang Maros. Menurut Drs. Syaharuddin selaku Pembina Ekskul Karate mengatakan bahwa kegiatan karate ini sangat berguna untuk pengembangan hobi, minat dan bakat siswa pada hal tertentu. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada siswanya agar melakukan kegiatan yang lebih positif.  Para siswa SMA adalah anak yang sedang dalam masa perailihan dari pribadi seorang anak menuju pribadi yang lebih dewasa, mereka cenderung menjauh dari orang tua dan lebih percayapada teman, mempunyai energi yang besar sehingga mereka tampak lebih emosional. Kecenderungan lain adalah mereka berkelompok dengan teman yang memiliki kesukaan yang sama.  Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler karate di sekolah SMU Neg. 1 Maros di harapkan dapat menjadi wadah untuk penyaluran energi para siswa keterampilan ataupun pengetahuan.  
Melalui Karate Inkanas diharapkan dapat memunculkan bibit-bibit Atlit baru dalam bidang olah raga bela diri karate.di SMU Neg. 1 Maros.

KATA HEIAN SHOTOKAN








Kamis, 14 Februari 2013

Kejurda Kapolda Cup III Sulselbar

Bertempat di Gedung Olah Raga (GOR) Makassar pada tanggal 08 s/d 10  Maret 2012 dilaksanakan   Kejuaraan Karate Piala Kapolda Cup III  Sulselbar Tahun 2012 yang dibuka secara resmi oleh Kapolda Sulselbar selaku Ketua Umum Inkanas Pengda Sulselbar Irjen Mudji Waluyo .  Kegiatan ini bertujuan untuk adalah memberikan wahana untuk mengukur tingkat keberhasilan latihan yang telah dilaksanakan oleh para Karateka selama berlatih di Cabang / Ranting Perguruan khususnya Cabang Maros dan Memberikan wadah bagi seluruh Karateka di wilayah Kab. Maros untuk saling mengenal dan bertukar fikiran guna meningkatkan  prestasi para Karateka di event – event kejuaraan daerah atau bahkan pada kejuaraan yang lebih tinggi.
Pada kegiatan ini  Karate-ka Inkanas Cab. Maros turut berpartisipasi dalam Kontingen Karate Inkanas Maros berkekuatan 37 orang atlet dimana pada kejuaraan tersebut berhasil menyabet medali : 2 Emas 5 Perak dan 3 Perunggu serta Best Is the Best Putri atas nama Yaisa Anggraeni.  Menurut Ir. Syamsul Bahri selaku Official yang didampingi oleh A. Abdullah mengatakan bahwa kemajuan karate-ka dari daerah sangat pesat sehingga persaingan menuju tangga juara berlangsung seru.  Hal ini terbukti dengan banyaknya karate-ka dari daerah sampai pada babak final terlebih lagi bahwa juara Best is the best baik putra maupun putri di raih oleh atlet dari daerah padahal pola pembinaan atlet daerah masih sangat jauh jika dibandingkan dengan atlet dari Kota Makassar.  Melihat perolehan Medali dan peringkat 8 (delapan) dari 53 (lima puluh tiga) kontingen se – Sulselbar para atlet Karate INKANAS Cabang Maros pada pelaksanaan Kejuaraan Karate Piala Kapolda Cup III Sulselbar  diharapakan dapat menjadi motivasi bagi para atlet dan pembina menuju kejuaraan Piala Kapolri CUP selanjutnya.

Selasa, 01 Januari 2013

SEJARAH KARATE

Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan purbakala antara lain: kapak-kapak batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan panah.Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat.
Tersebutlah pada 4.000 tahun yang lalu, setelah Sidartha Gautama pendiri Budha wafat, maka para pengikutnya mendapat amanat agar mengembangkan agama Budha keseluruh dunia. Namun karena sulitnya medan yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal ilmu bela diri. Misi yang ke arah Barat ternyata mengembangkan ilmu Pangkration atau Wrestling di Yunani. Misi keagamaan yang berangkat ke arah Selatan mengembangkan semacam, pencak silat yang kita kenal sekarang ini. Salah satu misi yang ke Utara menjelajahi Cina menghasilkan kungfu (belakangan di abad XII, kungfu dibawa oleh pedagang Cina dan Kubilaikhan kenegara Majapahit di Jawa Timur).
Dari Cina rombongan yang ke Korea menghasilkan bela diri yang kemudian kita kenal dengan Taekwondo. Dari Korea ternyata rombongan tidak dsapat meneruskan perjalanan ke Jepang, tetapi berhenti hanya sampai di kepulauan Okinawa. Tidak berhasil masuknya rombongan ke Jepang, karena di Jepang saat itu sudah mengembangkan ilmu bela diri Jujitsu, yudo, kendo dan ilmu pedang (kenjutsu). Namun sejarah mencatat bahwa pada tahun 1600-an, Kerajaan Jepang telah menguasai Okinawa. Kerajaan Jepang telah memerintah Okinawa dengan tangan besi, penduduk dilarang memiliki senjata tajam, bahkan orang tua dilarang memakai tongkat. Diam-diam bangsa yang terjajah ini mempelajari ilmu bela diri dengan tangan kosong yang waktu itu dikenal dengan nama TOTE. Dari satu teknik ke teknik lainnya, ilmu bela diri diperdalam dan para pendeta ikut mendorong berkembangnya ilmu bela diri TOTE ini.
Kemudian pada tahun 1921 seorang penduduk Okinawa bernama Gichin Funakoshi memperkenalkan ilmu bela diri dari TOTE ini di Jepang, dan namanya pun berubah menjadi karatre, sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf kanji. Sejak saat itu karate berkembang dengan pesat di Jepang
Falsafah Karate
1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
* MENGENAL KARATE *
ANDA INGIN BELAJAR MENGENAL KARATE ?
MARI IKUT BERSMA SAYA MENGENAL APA ITU KARATE.
PENGENALAN ILMU BELADIRI KARATE

A. PENDAHULUAN
Mempelajari karate-do bukanlah hal yang sulit dan bukan juga hal yang mudah.Dibutuhkan kesiapan fisik dan mental yang memadai. Dalam karate-do tidak dituntut fisik yang prima agar bisa mempelajarinya, Begitu pula dengan mental.Fisik dan mental akan terbentuk ketika kita mempelajari karate secara baik dan benar, karena sesungguhnya itulah tujuan karate-do.Pengenalan dan proses adaptasi fisik dan mental akan terjadi secara alami, karena tehnik karate diciptakan sesuai dengan batas-batas kelenturan tubuh manusia.Pembentukan mental akan diarahkanmelalui filosofi yang terkandung dalam ajaran karate-do, penekanan padasemangat akan sangat bernilai kepada pembentukan kepribadian seorang karateka, idalam jiwa yang penuh semangat tidak ada yang tidak mungkin tercapai, itulah karate-DO.

B. PAKAIAN KARATE
Pakaian karate dalam istilah karate ( jepang ) disebut “DOGI”. Pakaian karate didesign seperti “kimono” ( pakaian tradisional jepang ). Terbuat dari bahan yang seragam yang memiliki kekuatan berbeda pula. Warna dasar pakaian resmi karate adalah putih. Terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu baju dan celana.

C. CARA MEMAKAI SABUK
Cara memakai sabuk merupakan hal yang tidak boleh dipandang kecil. Penampilan seorang karateka dapat mempresentasikan tingkat penguasaan terhadap ilmu karate yang dia pelajari. Menggunakan sabuk karate dengan baik merupakan tanda bahwa seorang karateka memiliki semangat yang tinggi dan pernghormatan yang tinggi terhadap ilmu karate itu sendiri.

D. SALAM KARATE
Etika dalam bersosialisasi disegala lingkungan adalah mengucapkan salam dengan sesama karateka. Begitu pula dalam karate. Salam merupakan hal yang sangat penting, karena disinilah letak arti filosofi terdalam, kerendahan hati dan semangat untuk terus belajar. Dengan mengucapkan salam berarti kita telah menghormati sesama karateka.Lafal salam karate adalah “OSH”, yang merupakan kependekan d
ari kata OSHINABU yang berarti Pantang Menyerah. Sikap dalam mengucapkan salam adalah sikap siap sempurna dan membungkukkan badan pada saat mengucapkan kata “OSH”.

E. KOHEI, SEMPAI, SENSEI dan SHIHAN
Kohei adalah adik seperguruan, atau yang memiliki tingkat yang lebih rendah.Senpei adalah kakak seperguruan, atau yang memiliki tingkat yang lebih tinggi. Sensei adalah guru/istruktur, atau yang memiliki tingkat Dan-III keatas. Shihan adalah Ketua /anggota dewan guru/istruktur atau anggota karate tersenior. atau yang memiliki tingkat Dan-V keatas Di antara kesemua tingkatan ini memiliki hirearki untuk saling menghormati dan mengucapkan salam.

F. SUMPAH KARATE
Sumpah karate adalah ikrar seorang karetaka ketika dia mempelajari karate. Sumpah karate tidak hanya berlaku ketika diucapkan di Dojo tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
                                                                 SUMPAH KARATE :
  1. SANGGUP MEMELIHARA KEPERIBADIAN
  2. SANGGUP PATUH KEPADA KEJUJURAN
  3. SANGGUP MEMPERTINGGI PRESTASI
  4. SANGGUP MENJAGA SOPAN SANTUN
  5. SANGGUP MENGUASAI DIRI
G. TEMPAT LATIHAN
Tempat Latihan dalam karate disebut “DOJO”, kata ini berasal dari bahasa jepang yang berarti tempat berlatih.

H. UPACARA KARATE
Sebelum dan sesudah latihan karate dilakukan upacara karate yang dipimpin oleh karateka tingkat tertinggi yang mengikuti latihan pada saat itu. Para karateka membentuk sebuah barisan sesuai dengan tingkatannya. Dimulai dari yang paling tinggi disebelah kiri hingga yang paling rendah disebelah kanan
. Sensei/instruktur yang bertugas pada saat itu akan berdiri di depan barisan. Ada dua versi upacara karate ini, ada yang dilakukan berdiri dan yang dilakukan dengan cara duduk. Masing-masing cara digunakan pada kondisi yang berbeda.

TEKNIK DASAR MEMPELAJARI KARATE
( KIHON)
Dasar dasar untuk mempelajari teknik karate untuk pemula di bagi menjadi beberapa teknik, seseorang yang ingin mempelajari teknik katrate wajib menguasai teknik dasar dalam mempelajari karate. Teknik ini terbagi menjadi
1. Teknik Berdiri (Kuda-Kuda)
Pada teknik ini bagi seorang karate-ka adalah bagian yang sangat penting. Kuda kuda merupakan awal dari semua gerakan yang akan di pelajari dari teknik ilmu beladiri karate ini. Didalam latihan ini harusalah dilakukan dengan baik agar dalam setiap gerakan yang di lakukan tidak kaku, dan gerakan yang dihasilkan dari kuda-kuda yang baik lebih sempurna.
Dalam kondisi yang rilek tetapi dalam keadaan siaga agar seorang karate dapat menghadapi situasi yang yang terjadi dalam keadaan bagaimanapun. Namun pada saat melakukan tangkisan dan serangan agar dapat mengkondisikan tubuh dengan sempurna agar keadaan tubuh tetap seimbang, apa bila terjadi kesalahan dalam penempatan kuda-kuda maka akan terjadi ketidak seimbangan tubuh.
Di dalam karate ada beberapa teknik kuda-kuda di antaranya adalah :
a)  Kuda – kuda berdiri normal ( Heisoku-Dachi )
Ialah kuda-kuda berdiri di tempat, di mana keua kaki rapat, serta ibu jari juga rapat serta menghadap kedepan,
b) Berdiri Dengan kaki terbuka ( Hachiji-dachi )
Posisi kuda-kuda ini di lakukan pada saat seorang karateka melakukan sikap siap- dan merupakan awal gerakan untuk memulai gerakan selanjutnya.
c) Berdiri Tunggang Kuda (kiba-dachi)
Adalah teknik kuda-kuda yang titik berat pada tengah-tengah dan pada saat melakukan kuda-kuda ini, tubuh di topang oleh kedua kaki, dan pada saat melakukan kuda-kuda ini posisi tubuh tetap tegah dan kedua telapak kaki menghadap kedepan. Adapun lebar bukaan kaki adalah dua kali bahu
d) Kuda-kuda dengan tekuk di depan. ( zen- Kutsu-dachi )
Kuda-kuda ini di lakukan dengan kaki depan di tekuk dan sejajar dengan lutut, sedangkan kaki belakang tetap lurus. Ibu jari agak sedikit masuk kedalam dan tapak kaki menapak dengan rata di lantai, adapun titik berat dapat pada kuda-kuda ini adalah 60 % untuk kaki depan dan 40% untuk kaki belakang.
Kuda-kuda tekuk kaki belakang ( Kokutsu-Dachi)
Kuda-kuda ini kaki belakang yang di tekuk dan posisi lutut dan ibu jari sejajar, dan kaki depan agak lurus dan sedikit di tekuk pada lutut posisi tubuh tetap dalam keadaan tegak. . Dan apa bila tapak kaki di tarik lirus tampak sejajar dan apabila kedua kaki di rapatkan seolah-olah membentuk huruf L
f) Kuda-kuda dengan kedua kaki ditekuk ( Neiko-ashi-dachi )
Kuda kuda ini dapat di lakukan dengan kedua kaki di tekuk dan pada kaki depan telapak kaki di jinjitkan, sedangkan kaki belakang tetap menempel pada lantai. Titik berat pada kuda kuda ini terletak pada kaki belakang sebagai tumpuan. Posisi tubuh tetap dalam keadaan tegak.
2. Teknik Pukulan (ZUKI)
Pukulan dengan posisi berdiri (Choku Zuki)Tahap awal dalam latihan memukul dalam latihan karate, pukulan ini merupakan dasar dari teknik pukulan dalam latihan karate. Posisi tangan memukul kedepan dengan tangan salah satu berada pada pinggang ( sabuk ), pa da saat memukul luncuran taangan dari pinggang dan arah pukulan ke depan pada saat meluncurkan pukulan posisi awal tangan menggenggam dan menghadap ke atas dan sewaktu meluncurkan tangan pelahan-lahan memutar tangan dan menjadi pukulan yang sempurna.
BAPAK KARATE DUNIA

GINCHIN FUNAKOSHI
( 1868-1957 )
“KEKUATAN…………. DIPERGUNAKAN SEBAGAI PILIHAN TERAKHIR……….. DIMANA MANUSIA DAN KEADILAN TIDAK DAPAT MENGATASINYA TETAPI………………… APABILA KEPALAN TANGAN DI PERGUNAKAN DENGAN BEBAS TANPA DI PERTIMBANGKAN, MAKA YANG MELAKUKAN AKAN KEHILANGAN HARGA DIRIDI HADAPAN ORANG LAIN.”
“GINCHIN FUNAKOSHI”
“KARATE-DO adalah seni perkasa untuk pembinaan ke pribadian melalui latihan, sehingga karateka dapat menguasai setiap rintangan yang nyata maupun tidak nyata.
“Kuasailah dirimu sendiri, Sebelum kamu menguasai orang lain”
Kekuatan tanpa kasih sayang adalah Kezoliman,
Kasih sayang tanpa kekuatan adalah Kelemahan”
“Menyombongkan kepintaran adalah Kebodohan”
“Setajam-tajamnya pisu tanpa sering di asah tidak dapat di pakai untuk memotong.
“Berlakulah hormat kepada orang lain apabila Kamu ingin di Hormati”
“Memutuskan siapa yang menang dan siapa yang kalah bukan tujuan akhir dari KARATE-DO”
Tujuan akhir dari karate-do adalah KEBERSIHAN JIWA.

* Aliran Karate *
Deskripsi singkat berbagai aliran Karate
Ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).